Franky Sihombing Kitab Mazmur sebagai inspirasi lagu

Apakah ada perbedaan antara musik rohani dan sekuler ?

Saya tidak membeda-bedakan itu tanpa mengkotakkan, sekuler atau rohani. Yang memisahkan justri industri. Jadi, ada dua pasar yiut industri musik rohani dan sekuler. Musik itu bukan untuk dikotak-kotakkan dengan membangun tembok antara rohani dan sekuler.

Paling dari sisi pesan saja yang membedakan. Artinya, membawa pesan yang positif. Pesan itu membawa kesadaran soal keberadaan penyayi di hadapan Tuhan. Atau, pesan itu tidak berisi sama sekali. Jad, menurut saya, bedanya hanya disitu. Memang sebenarnya ada juga lirik lagu yang tak memuji Tuhan tapi pendengarnya sadar setelah mendengar lagu itu ternyata bertutur soal keberadaan dirinya.

Mengapa anda memilih musik yang menyoalkan keberadaan sang pencipta?

Sejak SMP saya sudah main musik, saya sadar bahwa saya hanya sebatas menghibur orang. Memang bermanfaat, tapi sampai hal yang paling menyentuh keberadaan manusia. Sampai akhirnya, saya ketemu dengan pribadi Yesus. Dan cara pandang saya mulai diubahkan. Saya jadi ingat pernyattan Tuhan, ” harusnya dengan apa pun kamu bisa memuliakan Tuhan”. Saya pikir kalau dari hal kecil saja bisa memuji Tuhan, kenapa tidak untuk hal yang paling besar. Saya merasa tidak bisa lepas dari musik. Saya berpikir bahwa musik bisa menjadi kekuatan saya. Selama ini saya hanya menghibur orang, namun mengapa tidak untuk memuliakan Tuhan. Terus , saya menyelami labih dalam lagi untuk mencari bentuk yang lebih nyata, dan akhirnya saya ketemu dengan musik yang saya tekuni sekarang ini.

Jadi, apa bedanya dengan musik sekuler ?

Mungkin bedanya lebih pada pengalaman pribadi saya. Contoh ” Sebab hanya dekatMu Allahku...l Dalam lagu itu tidak semunya soal teori tentang pengalaman bersama Tuhan. Saya bisa membedakan pengalaman hidup seperti ini. Artinya, sayabisa merasakan ketentangan seperti apa dengan Tuhan, ketika saya menulis tentang pengalaman itu lewat lagu.

Jenis musik apa yang mempengaruhi anda?

Saya senang musik bermelodi tinggi seperti, kelompok musik Carpenther. Waktu SMP, suka musik rock seperti, Bon Jovi dan Van Helen. Sebnearnya musik apapun mewarnai diri saya, tapi yang unsur melodinya kuat dan kedengaran manis. Saya tidak suka kalau agak menjelimet.

Apa Anda merasa melakukan revolusi di jalur musik gereja?

Saya leibh menyerahkan pada yang mendengar. Saya sendiri tak bernai menilai diri sendiri sampai seberapa jauh mempengaruhi orang. Buat saya prisip, ”Better do some thing than nothing”. Tak peduli mungkin apakah yang saya buat ini, ibsa menjaring fans jutaan daripada tidak sama sekali. Dan, sampai saekarang saya merasa biasa saja. Saya cukup bangga dengan pengalamn istri saya ketika mendengar lagu dan mulai mengalami pertobatan. Tuhan kita memiliki sisi keintiman. Dulu saya mendengar lagu-lagu gereja sepertinya Tuhan itu angker.

Darimana Anda menggali inspirasi?

Mungkin kalau saya bialang, bahwa Tuhan sumber inspirasi, agak abstrak. Sebenarnya sangat sederhana, artinya sumber inspirasi yang nyata yaitu pengalaman dengan Tuhan. Kalau hanya Tuhan sumber inspirasi, menurut saya, agak terlalu dibuat-buat. Sebabg kalau memang sumber inspirasiTuhanm tapi ktia sendiri tidak berubah, buat apa bilang seperti itu. Sumber inspirasinya mungki hari-hari yang saya lewatkan bersama Tuhan. Bahkan, kadang dimana Tuhan terlupakan, itu sumber inspirasi. Seperti raja Daud, saya sendiri melihat seluruh Kitab Mazmur itu merupakan inspirasi lagu. Ketika dia jatuh dalam perzinahan dengan Batsyeba, itu mengandung pelajaran. Betapa tololnya kita ketika tidak menantikan Tuhan. Jangan lupa dalam Mazmur itu semunya bentuk nyanyian.

Kapan Anda produktif menulis lagu?

Tidak tentu. Ide datang tidak terduga. Banyak orang nanya ” saat lagi doa, iya?”. tapi , tidak satu pun. Sebanarnya ide itu kapan saja datang. Seperti waktu itu, saat di jalan tiba-tiba ada ide di kepala lalu saya rekam di HP.

Buah yang anda hasilkan?

Misalnya, orang diberkati dengan pelayanan saya. Saya ketemu orang secara pribdi untuk melayani mereka. Omentarnya, ”Benar , iya tak kenal maka tak sayang”. Selama ini hanya mendengar dari orang soal penampilan Franky. Tidak menunjukkan jati diri, tapi setelah saya datang pikirkan mereka lebih terbuka. Yang penting dalam kekristenan itu apa sih. Karakter Kristus atau penampilan luar, tapi menipu perpuluhan jemaat. Saya lebih suka tampil apa adanya, dan bertutur kata baik dan sopan. Dan, mereka bilang, iya, betul. Saya pikir Yesus tampil mewakili generasi dia.

sumber: id. breathecast .com

No comments: